Bersaksi adalah Bentuk Ucapan Syukur

Jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan “amin” atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? (I Kor 14:16)

Banyak orang percaya sekarang ini enggan bersaksi di kebaktian. Alasannya sederhana, acapkali kesaksian mereka dianggap salah satu bentuk kesombongan rohani. Bahwa ada orang-orang yang menggunakan ruang kesaksian untuk menyombongkan diri memang tidak dapat disangkal. Tetapi janganlah asumsi negative tersebut menghalangi kita untuk bersaksi. Sebab bagaimana pun juga kita harus terus bersaksi tentang kemurahan Tuhan yang berlaku atas kita sebagai bentuk ucapan syukur kita.

Ketika Allah menolong, memulihkan, melepaskan atau menyembuhkan kita, sesungguhnya itu dilakukan juga untuk orang lain. Selain terutama untuk kita tentu saja. Alkitab mencatat dalam Kisah Para Rasul pasal 3, akibat dari mujizat si lumpuh berjalan dan melompat-lompat, serta seluruh rakyat Yerusalem yang menyaksikan mujizat tersebut memuji Allah. Allah ingin kesaksian kita juga menggugah orang untuk bertobat dan hidup dalam takut akan Allah.

Jadi bersaksi itu penting untuk kita lakukan. Pertama-tama sebagai bentuk ucapan syukur atas pertolongan Tuhan kepada kita. Kedua, kesaksian kita adalah salah satu alat Allah untuk menjamah hati jemaat yang hadir agar mereka senantiasa hidup dalam takut akan Allah. Mungkin dapat dikatakan pula bahwa orang yang tidak mau bersaksi akan kemurahan Tuhan yang berlaku adalah orang yang tidak tahu bersyukur. Beberapa di antara Anda pasti ada yang akan mengernyitkan alis ketika membacanya. Tetapi itulah faktanya menurut nats hari ini. Adakah gunanya, bila ucapan syukur kita diucapkan di dalam hati saja?

Sebagai orang yang mengasihi Allah, kita pasti telah banyak mengalami mujizat dan pertolongan Tuhan. Oleh sebab itu, bila kita menghadiri pertemuan ibadah dan Roh Kudus mendorong kita untuk bersaksi. Majulah dengan berani. Jangan terlalu banyak pertimbangan dan kekhawatiran. Bukan pada kata-kata indah dan tersusun rapi, kesaksian kita baru dapat disebut berguna. Tetapi ucapan syukur yang keluar dari hati kepada Allah apa adanya, itulah yang akan menjadi alat efektif Allah melawat umat-Nya. Itulah ucapan syukur yang berkenan kepada Allah. (tw)

DOA: “Roh Kudus, karya-Mu besar atas hidupku. Mampukanlah aku bersaksi akan semua karya-Mu, agar orang lain juga mendapat lawatan yang sama sepertiku. Amin.”