Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak …, cukai …, rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. (Rom 13:7)
Menarik sekali membaca Roma 13. Nats di atas ditulis dalam perikop yang oleh LAI diberi judul “Kepatuhan kepada Pemerintah”. Namun di beberapa versi Alkitab, tidak dicantumkan judul perikop, sehingga ayat di atas bersambung dengan ayat kedelapan yang berbunyi, “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum taurat.” Seorang teman saya menerjemahkan kedua ayat di atas dengan mutlak, sampai-sampai isterinya tidak boleh membeli barang secara kredit. Tentu saja, setiap orang boleh melakukan apa pun yang sesuai dengan pemahamannya, asal tidak mengganggu kehidupan sesamanya.
Tetapi bagi kita yang mungkin terpaksa mengambil rumah atau kendaraan bermotor serta barang–barang elektronik secara kredit, karena merasa tidak sanggup mengumpulkan uang terlebih dahulu, baru kemudian membelinya secara cash, tentu saja ada kewajiban yang harus kita lakukan, yaitu “membayar” dengan setia. Seorang teman pernah bercerita, “Saya ingat waktu melunasi kredit motor pertama dan harus mendatangi kantor finance-nya untuk sekalian mengambil BPKB motor saya, petugasnya memuji pembayaran saya yang selalu tepat waktu sambil berkata. “Sudah saya duga, pasti orang Kristen, bayarnya nggak bolong-bolong, ya Mas,” katanya sambil tersenyum lebar. Saya juga bingung kenapa larinya ke agama? Tapi syukurlah saya bisa membayar dengan setia, jadi nama Tuhan Yesus nggak dipermalukan, malah dipuji.”
Rasul Paulus mengajarkan, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23). Beberapa orang melihat kesuksesan orang lain sebagai alasan untuk mangkir dari apa yang harus dibayarkannya. Misalnya karena kenal dengan penyedia jasa kredit yang memang kaya raya, seorang debitur merasa tidak perlu membayar cicilannya, atau membayar hanya sebagian saja. Mari sadari bahwa apa pun juga yang kita lakukan pasti akan berdampak pada keimanan kita. Jangan biarkan nama Yesus jadi tercoreng hanya karena kita lalai membayar apa yang harus kita bayar, apa pun alasannya. Mintalah pada Tuhan kemampuan untuk kita dapat selalu membayar kewajiban kita. (em)
DOA: “Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk bertanggung jawab atas setiap hal yang harus kubayarkan kepada siapa pun. Aku ingin tetap memuliakan nama-Mu. Amin.”