HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 30 November 2014

Khotbah Minggu, 30 November 2014

KEMULIAAN ALLAH
Ayat Pokok: Mazmur 27:4; 2 Korintus 3:7-18
Oleh: Pdt. A.H. Mandey

Kemenangan lepas kemenangan diraih seorang raja besar, panglima tertinggi bangsa Israel, meski begitu banyak lawan dan musuh yang mengepung; siap mencabik dan memakan dagingnya!  Imannya tak goyah: “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” 

Dan Daud, sang raja dan panglima besar orang Israel, rindu untuk diam dalam rumah Tuhan seumur hidupnya – meski ketika itu bangunan fisik rumah Tuhan yang permanen belum ada.

Rumah Tuhan
Kerinduan terbesar raja Daud yang dicarinya hingga dapat ialah tinggal dalam rumah Tuhan! 

Lima ratus tahun berselang, Musa membangun Tabernakel – tempat ibadah bagi bangsa Israel – yang dapat dibongkar pasang selama mereka dalam perjalanan menuju tanah perjanjian.  Hadirat Allah turun setiap kali umatNya beribadah di dalamnya.

Karenanya, Daud bukan hanya rindu membangun rumah permanen agar Allah tinggal di dalamnya, tetapi juga rindu untuk diam di dalamnya.

Kita telah membaca betapa besar cinta Daud pada rumah Tuhan.  Dengan segenap kemampuannya ia telah mempersiapkan segala sesuatu untuk persediaan dalam rumah Allah: emas, perak, tembaga, besi, kayu, dan berbagai macam batu permata yang indah dan mahal!  Tak hanya itu!  Ia mempersembahkan dari harta kepunyaannya sendiri: 3000 talenta emas Ofir & 7000 talenta perak murni.  Ia lalu menantang rakyatnya, “Siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?” 

Dan Alkitab mencatat, “Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita” – 1 Tawarikh 29:1-9.  Haleluya!

Kemuliaan Allah
“Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” 

Raja Daud rindu tinggal dalam rumah Tuhan seumur hidupnya.  Untuk apa?  Antara lain untuk: menyaksikan kemurahan Tuhan (= “to behold the beauty of the LORD” = untuk menyaksikan/melihat keindahan Tuhan).

‘Keindahan’ disini bicara tentang kemuliaan.  Tuhan adalah Oknum yang sepenuhnya ditutup oleh kemuliaan DiriNya!  Rasul Paulus membandingkan kemuliaan Allah yang menyertai pelayanan yang memimpin kepada kematian, dengan pelayanan Roh yang memimpin kepada pembenaran.

Kemuliaan yang turun saat Ia menuliskan ke-10 Perintah di atas dua loh batu, membuat wajah Musa begitu cemerlang sehingga bangsa Israel tidak tahan menatapnya.  Maka, “Betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!  Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran” – 2 Korintus 3:7-9. 

Tak Lagi Berselubung
Dosa membuat manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, kehilangan kemuliaan Allah!  Tetapi puji Tuhan, melalui pengorbanan Yesus di Golgota, Allah hendak mengembalikan kemuliaan itu kepada saudara dan saya yang percaya kepadaNya. 

Ketika kemuliaan Tuhan turun, wajah Musa begitu bercahaya sehingga ia harus menyelubungi mukanya.  Namun satu hari kelak selubung akan diambil!  Dan “kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung.”  Puji Tuhan!  Inilah tujuan akhir kita: “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Tuhan Yesus memberkati saudara!
 

Must Read