HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 13 Maret 2016

Khotbah Minggu, 13 Maret 2016

“YA” DAN “AMIN”
Ayat Pokok: Matius 5:13; 2 Korintus 1:19-20
Oleh: Pdt. A.H. Mandey

Saudara dan saya adalah garam dunia.  Namun jika berubah menjadi tawar, garam tak lagi berguna.  Dibagi-bagi gratispun takkan ada yang mau menerimanya.  Ia hanya akan dibuang dan diinjak.  “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?  Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”

Yesus adalah “Ya”
Saudara dan saya mendapat kehormatan, dipilih untuk menjadi garam dunia. Tuhan Yesus sendiri yang mengatakannya – Matius 5:13; Markus 9:50. 

Kalau di zaman dahulu Allah berbicara melalui perantaraan para nabi, sekarang, di zaman akhir, Ia berbicara kepada saudara dan saya dengan perantaraan AnakNya – Ibrani 1:1.

Dan inilah yang ditulis rasul Paulus tentang Yesus Kristus, Anak Allah – “Karena Yesus Kristus, Anak Allah… bukanlah “ya” dan “tidak”, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada “ya”.  Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah” – 1 Korintus 1:19-20.

Di dalam Yesus ada kepastian!  Di dalamNya tidak ada yang negatif.  Apa yang diucapkan, yaitu setiap janjiNya adalah “ya”.  Jadi jangan pernah bimbang ataupun ragu terhadap setiap perkataan Yesus!  Saudara dan saya adalah GARAM dunia, kataNya!  Dan kita menyambutnya dengan berkata “Amin”!

Garam
Tugas dan fungsi kita sebagai garam dunia, antara lain:

  1. Hidup berdamai satu dengan yang lain – Markus 9:50;
  2. Mengawetkan – mencegah proses pembusukan (akibat dosa).  Tapi, sebelum ‘mengawetkan’ orang, kita sendiri harus ‘diawetkan’ oleh garam dari Tuhan.  “… Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu…”

Namun ingat, garam yang sangat dibutuhkan dan disukai banyak orang, bisa menjadi tawar.  Kehidupan rohani kita bisa menjadi tawar.  Jika itu terjadi, maka garam – saudara dan saya – tak lagi ada gunanya: akan dibuang dan diinjak-injak!

Menjadi Tawar
Penyebab garam menjadi tawar, antara lain:

  • Kehilangan Iman – Yudas, dengan sungguh-sungguh menulis untuk menasihati umat Tuhan agar tidak kehilangan iman karena orang-orang fasik yang menyelusup di tengah jemaat – Yudas 1:3-4;
  • Murtad – Mereka yang pernah diterangi hatinya, pernah mengecap karunia sorgawi, bahkan mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan mengecap Firman Allah, jika murtad, “tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran” – Ibrani 6:4-8.

“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!” – 2 Tesalonika 2:3.  Dengan kata lain, jika murtad, itu karena kesalahan sendiri!  Banyak orang berupaya keras untuk menyesatkan, namun peringatan telah disampaikan: Jangan beri dirimu disesatkan dengan cara yang bagaimanapun juga!
Saudara, dunia ini sarat dengan berbagai tantangan dan kesulitan.  Namun, hari ini, jika engkau mendengar suaraNya, jangan keraskan hatimu – Ibrani 3:7-11. 

Mari jadi garam dunia.  Dan tetaplah asin sampai saudara dan saya tiba untuk tinggal bersama Yesus selamanya di tanah perjanjian: sorga nan indah, mulia dan kekal.  Puji Tuhan!  Tuhan Yesus memberkati!
 

Must Read