HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 10 November 2019

Khotbah Minggu, 10 November 2019

KASIH TUHAN
Ayat Pokok: Ratapan 3:22-24
Oleh: Pdt. Haniel van der Krogt

Kasih Tuhan sama untuk semua orang. Tetapi bagaimana kemudian kasih itu diterima dan dimengerti oleh umat Tuhan mungkin tidak sama. Dalam konteks Israel, ada yang percaya Tuhan mengasihi, tetapi ada juga yang menuduh Tuhan tidak adil. Begitulah manusia, tidak semuanya memahami pekerjaan Tuhan di dalam kasih-Nya.

Kasih setia Tuhan
“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya Rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; …” (Rat.3:22-23).

Bagi orang Israel mungkin ayat ini tidak mudah untuk diterima begitu saja sekalipun mereka adalah bangsa yang diberkati Tuhan. Mengapa? Karena dalam sekian waktu yang panjang mereka mengalami banyak penderitaan dan tekanan hidup.

Mereka berada dalam situasi dan keadaan yang serba tidak menyenangkan. Meskipun itu adalah akibat ulah mereka sendiri; melakukan perbuatan-perbuatan yang menjijikkan Tuhan.

Sebenarnya pukulan dahsyat yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel, bukan untuk melenyapkan bangsa ini, melainkan untuk menunjukkan kasih sayang Tuhan kepada mereka.

Mereka minta seorang raja, Tuhan berikan. Selama sekian ratus tahun ada sekian banyak raja berganti, tetapi belum ada seorang pun raja yang dalam menjalankan pemerintahannya sebagai raja mempunyai hati gembala.

Dibuang ke Babel
Mengapa bangsa Israel harus meninggalkan tanah perjanjian dan hidup di Babel selama tujuh puluh tahun? Karena mereka telah melanggar tahun-tahun Sabat.

Mereka telah membuat tanah itu tidak beristirahat. Karena itu Allah merasa perlu mengosongkan tanah itu untuk dibenahi dan disehatkan.

Apakah dengan dibuangnya bangsa Israel ke Babel Allah bermaksud melenyapkannya? Tidak, sekali-kali tidak. Yerusalem adalah tanah yang sudah dijanjikan dan diwariskan Tuhan bagi Israel. Hanya saja perlu dikosongkan, untuk dibersihkan dulu dari apa yang kotor dan najis akibat dari perbuatan mereka yang telah mengotorkan Bait Allah dengan kenajisan; menyembah berhala di dalam Bait Allah (Yeh. 8).

Pentahiran
“Tujuh hari lamanya mereka harus mengadakan pendamaian bagi mezbah itu serta mentahirkannya, ….pada hari ke delapan dan seterusnya imam-imam akan mengolah korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu di atas mezbah itu dan Aku akan berkenan kepada kamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yeh. 43:26-27).

Dulu yang ditaruh di atas mezbah sebagai korban bakaran adalah daging binatang. Tapi sekarang haruslah daging (= hidup) kita yang sudah bersih. Maka Tuhan akan berkenan kepada kita.

Haleluyah! Tuhan Yesus memberkati.

Must Read