HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKebaktian Minggu, 8 September 2013

Kebaktian Minggu, 8 September 2013

SIKAP MENENTUKAN HASIL
Ayat Pokok: Filipi 1:3-8
Oleh: Ps. Mika Yrjola, Finlandia

Bagaimana kita menyikapi badai yang datang menerpa hidup ini?  Beberapa tahun silam pastori tempat kami tinggal habis terbakar saat kami sekeluarga tidak berada di tempat.  Saat mendatangi lokasi tersebut, anak pertama kami menangis, tetapi anak kedua kami tersenyum.  Satu peristiwa musibah yang sama, namun disikapi berbeda dan bertolak belakang oleh kedua anak saya.  Mengapa?

Surat kepada jemaat di Filipi ditulis saat rasul Paulus berada dalam masa terkelam dalam hidupnya.  Ketika itu, kira-kira ia sudah 3 tahun dipenjara, dengan tangan dan kaki terbelenggu rantai besi.  Tetapi keseluruhan isi suratnya penuh dengan ucapan syukur kepada Allah!  Dinding penjara terbukti tak bisa mengubahnya menjadi pahit.  Jeruji besi tak sanggup menggoyahkan sikap dan imannya kepada Allah!  Haleluya.

Melalui surat ini, saya ingin kita meneladani sikap yang ditunjukkan rasul Paulus saat menghadapi aniaya.  Sikap yang menentukan hasil/buah yang akan dituainya kelak.

 Sikap Terhadap orang Lain
“Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.  Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita” – ayat 3-4.

Jemaat Filipi bukanlah jemaat yang super saleh dan sempurna.  Mereka adalah jemaat seperti saudara dan saya yang masih penuh dengan kekurangan dan kelemahan.  Namun perhatikan apa yang dilakukan rasul Paulus dari dalam penjara setiap kali ia mengingat mereka: mengucap syukur kepada Allah dan berdoa dengan sukacita!

Terlepas dari kekurangan dan kelemahan jemaat, rasul Paulus tetap mengucap syukur dan mendoakan mereka dengan sukacita!  Adakah seorang yang menjengkelkanmu?  Bagaimanakah sikapmu setiap kali saudara mengingat orang tersebut?

Sikap Terhadap Situasi
“Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil” – ayat 7.

Situasi yang berat, tidak mengubah sikap Paulus menjadi pahit dan negatif!  Seandainya saya ada di posisi Paulus saat itu, mungkin saya akan bereaksi keras!  Saya akan berteriak, marah, kecewa dan meratapi kemalangan saya. 

Tetapi tidak demikian dengan Paulus.  Ia tetap bersikap positif.  Bagaimana dengan saudara?
Saudara dan saya tidak bisa memilih situasi apa yang akan kita hadapi.  Yang bisa kita pilih adalah bagaimana menyikapinya.  Jika menyikapinya dengan benar, saudara dan saya akan melihat mujizat terjadi dari sesuatu yang menurut manusia mustahil terjadi!

Sebaliknya, jika sikap kita negatif, percayalah Iblis akan dengan mudah mematahkan dan menghancurkan imanmu!
Saat dokter menjatuhkan vonis hidupnya tidak akan lama lagi akibat kanker tingkat lanjut yang dideritanya, seorang misionaris pulang dengan wajah berhiaskan senyum dan sukacita seolah ia baru saja mendengar kabar baik!  Luarbiasa!  Inilah sikap anak Tuhan yang seharusnya!

Sikap Terhadap Gereja
“Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian” – ayat 8.

Mengasihi Yesus berarti mengasihi gereja!  Gereja terdiri dari banyak anggota jemaat, dan setiap jemaat punya masalah.  Dengan kata lain, semakin banyak anggota jemaat, semakin banyak pula persoalan yang ada. 

Yesus dan gereja adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.  Setiap saudara dan saya adalah bagian dari tubuh Kristus yang kelak akan dikuduskan dan disempurnakan.  Tuhan menghendaki kita menjadi bagian dari gereja.  Bagaimana sikap saudara terhadap gereja lokal tempat saudara berjemaat?

Saat kita mengakhiri perjalanan hidup di dunia ini, buah apakah yang akan kita petik kelak?  Sikap menentukan hasil/buah yang akan kita tuai!  Bagaimana sikap saudara terhadap orang lain; situasi; dan terhadap gereja?   
Tuhan Yesus memberkati saudara!
 

Must Read