Tak Terlupakan
“Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yesaya 49:15b)
Suatu kali, dalam sebuah kebaktian, saya mendengarkan sebuah kesaksian yang begitu menggetarkan hati. Song leader kebaktian tersebut menceritakan bahwa beberapa waktu yang lalu salah satu temannya melahirkan seorang bayi lucu. Ibu baru ini pun merasakan kebahagiaan yang begitu dalam. Namun rasa bahagia itu segera berlalu dan berganti dengan kesedihan yang tak kalah mendalam. Pasalnya, bayi mungil itu terpaksa harus ditinggalkannya di rumah bersalin, sampai ia sanggup membayar biaya persalinan. Doa demi doa dinaikkan. Tak sedikit juga usaha yang dilakukan. Tapi ketika uang yang terkumpul tak juga mencukupi, sang ibu pun berkata, “Saya kira, saya tahu bagaimana mendapatkan uang untuk menebus bayi saya. Saya akan pergi ke rumah sakit dan menjual ginjal saya.” Sungguh, sebuah pengorbanan yang luar biasa dari cinta yang besar.
Khotbah Natal Minggu, 25 Desember 2016
IMANUEL
Ayat Pokok: Matius 1:23
Oleh: Pdt. A.H. Mandey
Imanuel: Allah Menyertai Kita! “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.”
Penyertaan Allah melebihi segala-galanya. Orang-orang yang kita kasihi: orangtua, suami, isteri, anak, kerabat, sahabat bisa pergi kapan saja, meninggalkan kita untuk selamanya. Namun jika Allah beserta kita, penghiburanNya nyata dan sanggup membuat kita tetap tegar. Haleluya!
Sebuah Kebebasan Beribadah
“Karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.” (Ibrani 10:20)
Hidup dalam penjajahan tak pernah diidam-idamkan oleh siapapun. Penjajahan membuahkan penderitaan dan merampas segala hak manusia. Allah sendiri tidak menghendaki realita menyakitkan ini dialami manusia. Ia akan berupaya melepaskan manusia dari segala perbudakan, sehingga mendapatkan kembali kebebasannya. Pada waktu Israel berada di bawah penindasan bangsa Mesir, Allah berusaha melepaskan mereka dari belenggu. Maksud Ia berbuat demikian, selain membebaskan dari kerja rodi, Allah mau bangsa Israel kembali memiliki kebebasan beribadah kepada-Nya.