KETIKA KITA HARUS BERSIKAP
Ayat Pokok: 1 Korintus 16:13-14
Oleh: Pdm. Walker Bungapiga
Menentukan sikap di tengah hidup dalam dunia yang penuh gejolak, bukanlah hal yang mudah. Rasul Paulus berbicara tentang kehidupan berjemaat. Disadari atau tidak, dunia merupakan tempat proses kehidupan yang akan menentukan masuk/layak tidaknya kita menjadi warga jemaat permanen di surga yang kekal. Maka tidak heran dalam Injil Matius kita membaca, ada banyak orang berseru-seru, mengaku telah melayani, melakukan ini dan itu untuk Tuhan. Tapi apa jawab Tuhan? “Enyahlah dari hadapanKu. Aku tidak mengenal engkau!”
Nyatanya pula, hidup berjemaat bukanlah hal yang mudah. Ada banyak gesekan dan benturan yang bisa terjadi di antara sesama jemaat, bahkan di antara pelayan Tuhan. Dan rasul Paulus merasa perlu menegur dengan keras saat ia mulai mencium perkembangan yang tidak sehat di antara jemaat di Korintus. Mereka terkesan kekanak-kanakan, sulit menerima kehadiran Timotius yang diutus untuk melayani mereka – 1 Korintus 10-12.
Lima Sikap
Untuk bisa lulus baik sebagai anggota jemaat Tuhan di dunia, terlebih di sorga kelak, ada lima sikap yang harus dimiliki seorang Kristen sejati:
1. Berjaga-jaga [= yun gregoreuo = usahakan sekuat-kuatnya agar jangan sampai tertidur].
Salah satu tanda orang yang mulai tertidur adalah saat ia mulai mengucapkan perkataan
yang tidak benar, yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan – 2 Timotius 2:15-16 –
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak
usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi
hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.”
Pada dasarnya umat Tuhan ingin bicara benar. Namun, perasaan malu, ingin diakui
orang lain, kompromi dengan ketidak-benaran, mengalahkan keinginannya dan acapkali
membuat orang Kristen jatuh terserandung. Padahal, sejatinya, saudara dan saya harus
lebih takut dan taat kepada Allah, ketimbang manusia – Kisah Para Rasul 5:29.
2. Berdiri Dengan Teguh Dalam Iman – Efesus 4:13-14
Yang dimaksud “berdiri teguh” adalah tidak mudah terprovokasi. Harus bisa dengan
mantap dan penuh keyakinan berkata, “Sekali Yesus, Tetap Yesus!”
Rut adalah contoh seorang yang berakar dan teguh dalam prinsip – Rut 1:7,9-10,14.
Saat Orpa, iparnya memutuskan untuk pergi meninggalkan mertuanya, Alkitab mencatat,
Rut tetap berpaut pada Naomi, mertuanya.
3. Bersikap Sebagai Laki-Laki [= yun andrizomai]
• Tegar: tidak cengeng karena masalah-masalah
1 Raja-Raja 21:4 – Ahab, seorang raja yang tidak bersikap sebagai laki-laki dan
dikendalikan oleh Izebel, istri yang jahat dan tidak beriman.
• Dewasa (= gentleman): tidak bertengkar karena hal-hal sepele, tidak lari
dari kenyataan.
Hakim-Hakim 11:1-11 Yefta mendapat predikat sebagai ‘pahlawan yang gagah perkasa’
karena ia bisa ‘bersikap’ di tengah depresinya hidup.
4. Tetap Kuat [ = yun krataioo = Tetap Berlindung Pada Tuhan]
Abner adalah panglima Saul namun ketika sadar bahwa tonggak kerajaan sudah dialihkan
Tuhan kepada Daud, Abner memutuskan untuk memihak kepada Daud. Suatu ketika, tanpa
sengaja ia membunuh Asael. Ia lalu lari dan berlindung di kota perlindungan.
Nyawanya aman selama tinggal dalam kota itu. Namun karena satu peristiwa, ia keluar
sehingga akhirnya dibunuh oleh Yoab untuk membalas kematian Asael, adiknya – 2 Samuel 3.
Tuhan adalah tempat perlindungan yang kuat. Namun jika kita keluar karena ingin bebas
dari aturan kota perlindungan, kita ada dalam bahaya besar! Jangan terkecoh oleh
rayuan yang berujung maut!
5. Bekerja Dengan Kasih
Setelah menjelaskan tentang kasih yang merupakan dasar kehidupan Kristen, barulah
rasul Paulus menjelaskan tentang penerapan karunia-karunia Roh, khususnya karunia
berkata-kata dengan bahasa Roh dan bernubuat. Hal ini berarti:
• Kasih harus mendasari pelayanan kita 1 Korintus 14:1 “kejarlah kasih itu...”
Jangan tunggu orang dunia lebih dahulu berbuat kasih. Kasih harus dimulai dari gereja,
minimal dengan mulai memperhatikan sesama warga jemaat, sebab KASIH identik
dengan kepedulian. Tuhan takkan mempersoalkan status saudara dalam gereja – pendetakah,
imam, majelis, atau anggota jemaat biasa. Yang ingin dilihatNya adalah bukti
kasih dan kepedulian kita.
• Kasih sangat menentukan pelayanan kita (apakah berkenan kepada Allah dan dapat diterima
oleh orang-orang yang dilayani. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati;
ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan
yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" – 1 Korintus 13:4-7.
Roh Kudus kiranya menolong kita semua menjadi roti yang terpecah bagiNya; jadi anggur yang tercurah bagiNya. Bersediakah saudara? Mari latih diri kita lebih keras lagi, mejadi saksi Tuhan – bukan hanya sebatas perkataan, tetapi terlebih melalui perbuatan kasih terhadap orang-orang di sekeliling kita.
Tuhan Yesus memberkati saudara!
|