Jangan Bertengkar

Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. (Luk 22:24)

Di mana ada pertengkaran, disitu ada perselisihan. Tuhan tidak suka jika anak-anak-Nya suka bertengkar, apalagi pertengkaran yang terjadi di antara murid-murid Yesus. Nats hari menceritakan telah terjadi pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Mengapa murid-murid Yesus bertengkar saat itu? Karena mereka mulai membandingkan diri mereka satu dengan yang lain. Mereka berambisi menjadi yang terbesar dari antara murid-murid yang lain di hadapan Tuhan Yesus. Mereka saling menilai siapa dari antara mereka yang nomor satu atau yang paling hebat.

Mungkin Petrus berkata: “Aku adalah yang tertua dari murid-murid Yesus.” Yudas mungkin juga berkata: “Sayalah yang paling penting karena saya adalah bendahara, orang yang dipercaya oleh Yesus memegang keuangan pelayanan.” Semua murid-murid Yesus masing-masing membandingkan diri. Seringkali penyakit haus kedudukan dialami oleh banyak orang, mereka selalu menginginkan menjadi lebih dari yang lain. Di dalamnya ada kesombongan, mementingkan diri sendiri, dan mungkin juga ada iri hati atas keberhasilan orang lain.

Dalam kitab kejadian 4, kain tidak senang melihat keberhasilan Habil adiknya, sehingga Kain membunuh Habil. Kain mempunyai sifat iri hati sehingga timbul kebencian di hatinya terhadap Habil adiknya yang persembahannya berkenan di hadapan Tuhan. Kebencian adalah roh yang sama dengan pembunuhan, kebencian dan iri hati adalah taktik si iblis supaya sesama kita bertengkar. Iblis ingin merusak persaudaraan kita. Iblis tahu bahwa kalau kita bertengkar, maka berkat Tuhan tidak akan turun atas kita. Itulah sebabnya hindarilah pertengkaran. Jika kita hidup rukun dan damai satu dengan yang lain, Tuhan berjanji mengirimkan berkat-berkat-Nya bagi kita. “ Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! … Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Mazmur 133. (wb)

DOA : “Tuhan Yesus, aku mau terus belajar menghargai orang lain dan menjauhkan diri dari iri hati dan mementingkan diri sendiri. Amin.”