Menjadi Surat Kristus

… kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, … melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (2 Kor 3:3)

Ada beberapa orang yang kita temui di gereja menunjukkan sikap hidup yang berbeda ketika ada di masyarakat. Saya tidak sedang menyoroti mereka yang alim di gereja tetapi lalim di luar gereja. Ini sudah sering dibahas, tetapi tentang mereka yang mencoba menyembunyikan identitas Kekristenan di tengah kehidupan yang mayoritas non Kristen. Mereka berpenampilan, bersikap dan berujar layaknya mayoritas. Mereka tentu punya alasan mengapa mereka seperti itu, namun sikap hidup seperti itu dapatkah disebut sebagai surat Kristus? Manakah yang lebih dapat menggambarkan surat Kristus, seorang kontestan ajang pencarian bakat menyanyi yang ketika menang dengan lugas menyebut, “Puji Tuhan,” atau seorang rekan yang berujar, “Alhamdulilah,” meski berseloroh?

Kita adalah surat Kristus yang terbuka. Sudah sepantasnyalah kehidupan kita mencerminkan Kristus. Mencerminkan Kristus bukan soal berpenampilan dengan memakai atribut-atribut Kristen seperti kalung salib, atau sedikit-sedikit mengutip ayat dan berucap, “Haleluya, puji Tuhan.” Mencerminkan Kristus adalah tentang melakukan kebenaran firman Allah. Bila kita hidup dalam kebenaran, maka dengan sendirinya kita akan dikenal sebagai pengikut Kristus, sebuah surat Kristus yang terbuka. Bila kita hidup dalam kebenaran, kita dapat menjadi terang dan garam bagi dunia ini. Orang yang hidup dalam kebenaran tidak malu menyatakan diri sebagai Kristen. Sebab Kristen berarti pengikut Kristus. Tuhan Yesus berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15).

Kita adalah surat Kristus yang terbuka, jadi biarlah orang lain tahu bahwa kita mengasihi Kristus. Kita tidak sungkan mengatakan kepada tetangga mau pergi ke gereja di hari minggu. Kita berdoa sebelum makan walau warung makan tersebut penuh dengan saudara non Kristen kita. Dan dengan kasih Kristus kita juga mau mengasihi mereka. Kita dapat berbagi beras kepada mereka yang sudah tidak dapat membeli beras. Kita dapat mengantar tetangga yang sakit ke rumah sakit menggunakan kendaraan kita. Kita ramah, penuh senyum, dan mudah menyapa bila berpapasan dengan orang di sekitar kita. Jangan lagi sembunyikan identitas kita, sebab kita adalah surat Kristus. (tw)

DOA : “Tuhan Yesus, aku mau menjadi surat-Mu yang terbuka, yang dapat dikenali dan dibaca semua orang. Biarlah melalui hidupku orang lain dapat mengenal kasih-Mu yang menyelamatkan itu. Amin.”