HomeInfo RohaniRingkasan KhotbahKhotbah Minggu, 29 Desember 2013

Khotbah Minggu, 29 Desember 2013

MISTERI
Ayat Pokok: Matius 1:18-25
Oleh: Pdt. Yos Hartono

Hari Natal sudah lewat, tetapi yang tidak boleh lewat adalah peristiwa Natal itu sendiri yang padat dengan kandungan makna, inspirasi yang memberi motivasi, orientasi bagaimana kita hidup dan berjalan dalam keseharian.

Misteri Hidup
Ketika mengetahui Maria mengandung padahal belum menjadi istrinya, Yusuf menjadi galau dan berniat meninggalkan Maria. Keputusan Yusuf diakibatkan ketidakberdayaannya menghadapi misteri itu. Hidup memang penuh dengan misteri. Ada misteri yang bisa kita jawab dengan akal budi, uang, pengalaman, tetapi ada misteri yang tidak dapat dipecahkan dengan hal-hal tersebut di atas. Karena itu betapa pentingnya kita sebagai manusia menyadari bahwa kita mempunyai keterbatasan dan dengan iklas membuka diri pada pengharapan yaitu pada Dia yang lebih besar daripada kita. Tidak ada yang lebih besar daripada Allah. Betapa besar arti keterlibatan Tuhan dalam proses kemanusiaan kita. Dalam berproses tidak semua bisa dicapai sesuai harapan. Dan biasanya kita mengambil jalan pintas, sama seperti Yusuf mau mengambil jalan pintas berniat meninggalkan Maria karena dia tidak memahami rencana Allah. Padahal dibalik misteri ada rencana Allah yang besar.

Demikian pula Maria, bingung mendengar perkataan malaikat, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (Lukas 1:34). Itulah manusia, sehebat-hebatnya penuh dengan keterbatasan. Yeremia 9:23-24 mengatakan bila kita mau bermegah, bermegahlah karena kita mengenal Tuhan.

Misteri Terjawab
Akhirnya Yusuf dan Maria tenang dan tenteram menerima rencana Allah. Hal ini terjadi ketika Yusuf sebagai manusia terbatas mulai membuka diri terhadap campur tangan kekuatan lain (Mat 1:20). Yeremia 17:5 berkata, “Terkutuklah orang  yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” Orang yang sombong, menolak uluran tangan Tuhan “akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia tidak akan tinggal di tanah angus di padang gurun(= kekeringan), di negeri padang asin yang tidak berpenduduk(= kesepian) (ay 6). Tetapi orang yang mengandalkan Tuhan hidupnya diberkati (ay 7-8). Misteri terjawab bila kita membuka diri terhadap campur tangan Tuhan.

Paulus merasa diri celaka setelah mengetahui kebenaran (Roma 7:24). Namun akhirnya ia dapat bersyukur (ay 25) setelah membuka diri terhadap campur tangan Allah. Musa seorang yang berkapasitas besar, namun cemas melihat hari esok, tetapi kemudian ia berkata, “Kalau Tuhan membimbing kami, kami berjalan” (Keluaran 33:15). “Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Karena itu sambut firman-Nya, terima dan lakukan. Firman dan Roh Kudus akan meng-cover keterbatasan kita (Yohanes 16:13). Dengan Roh Kudus kita terus berjalan dalam kebenaran. Dan hanya kebenaran yang akan membawa kita pada kesempurnaan. Haleluya!

Must Read