Berani Masuk Gereja?

Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 2 Korintus 6:2b

Pak Lim itu managerku, ia suka berbagi cerita jika mengalami suatu kejadian seru. Satu kali ia tiba di suatu daerah pedalaman, ternyata disitu tidak ada hotel atau penginapan semacamnya, jadi menumpanglah ia di masjid dan bermalam disitu. “Aku beranikan?” katanya. “Bayangkan dengan wajahku yang Chinese banget berada seorang diri di antara penduduk kampung yang tidak kukenal, bisa-bisa aku dirampok atau jadi sasaran empuk untuk dikerjain. Tapi aku coba tunjukkan diri setenang mungkin. Cukup beranikan aku?” katanya sambil menepuk dan membusungkan dada. “Oh..ya..ya.. berani. Betul betul berani. Hebat bapak,” kataku. “Tapi apa bapak berani juga masuk gereja?” tantangku. “Hoo..ho… Siapa takut!” jawabnya. “Ok, kalo bapak berani, minggu pagi saya jemput, kita ke gereja bersama ya.” Lanjutku.

Nah, setelah beberapa kali saya ajak ke gereja, saya bertanya: “Pak, gimana di gereja. Apa rasanya?” Dia bilang sedikit merinding ketika mendengar orang yang berdoa dengan suasana riuh (maklum aliran pantekosta). Diam-diam managerku itu mulai membaca Alkitab setiap pagi. Mau tahu dimana? Di kamar mandi…he…he. Ia takut ketahuan oleh istrinya, bisa rame nanti katanya. Ia membaca Alkitab cukup lama sekitar 2 tahun! Dia tidak tertarik dengan mujizat kesembuhan atau janji-janji berkat. Baginya, orang bisa sembuh dengan berobat ke dokter, orang bisa jadi kaya jika mau berusaha keras. Tapi tiba-tiba perasaannya menjadi galau tidak karuan ketika membaca ayat-ayat di 2 Korintus 5 & 2 Korintus 6, terutama 2 Korintus 6:2 “…sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan itu.” Sejak saat itu ia memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus.

Sekarang bagaimana ia harus memberitahu istrinya, yang masih begitu memegang erat kepercayaan leluhur ditambah dengan persembahan sesajen kepada ilah-ilah tiap malam jumat. Setelah melalui proses yang alot serta pergumulan yang sulit. Istrinya kemudian mengizinkan dia, dengan catatan harus bisa menunjukkan perubahan tingkah laku. Puji Tuhan, Firman telah mengubah hidup dan tingkah lakunya. Akhirnya ia bisa memenangkan jiwa istri dan ketiga anaknya bahkan ia telah mengambil keputusan jika ia mengundurkan diri dari pekerjaannya, ia mau masuk sekolah Alkitab untuk memperdalam pengenalan terhadap Firman dan mau menyaksikan tentang Kristus kepada rekan-rekan dan kenalan dimanapun ia berada.

Semua ini bisa terjadi karena sebuah pertanyaan yang menantang : “Beranikah Bapak Masuk Gereja?”. Bagaimana dengan Anda?(lmi)

Doa : Bapa taruhkan perkataan yang tepat dimulutku agar orang lain dapat mengenalMu. Amin.

Must Read