Hidup Orang Benar

Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik. (Habakuk 1:4)

Nabi Habakuk, penulis dari ayat di atas, hidup dalam zaman yang mengerikan, di mana penindasan dan kejahatan merajalela. Hal itu membuat umat Tuhan berada dalam penderitaan, karena kelaliman yang dilakukan oleh bangsa Kasdim. Pada waktu itu, tidak ditemukan adanya keadilan dan hukum kehilangan kekuatan atau kuasanya untuk menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Umat Tuhan mengalami masa kegelapan yang sangat hebat, seolah-olah tidak ada harapan untuk terlepas dari keadaan itu.

Walau demikian, nabi Habakuk memiliki pengharapan kepada Tuhan, pencipta langit dan bumi, dan penguasa alam semesta yang disebutnya dengan TUHAN, Allahku Yang Mahakudus. Ia menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi atas umat Tuhan, ada dalam pengawasan dan pengetahuan Tuhan. Karena itu ia selalu berdoa dan mohon pertolongan Tuhan, sebab hanya di dalam Dia ada keluputan dari semua malapetaka, kesukaran dan penderitaan.

Ia juga memperhatikan dengan seksama bagaimana perilaku hidup manusia pada waktu itu. Dari hasil pengamatannya, nabi mengambil kesimpulan bahwa orang yang membusungkan dada, yaitu orang-orang yang sombong, mereka tidak lurus hatinya. Apa yang dikatakan oleh mereka, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Di lain pihak, nabi melihat bahwa orang yang benar hidupnya, yaitu mereka yang benar dalam perkataan, pikiran dan perbuatannya, mereka hidup oleh percayanya. Hal itu semata-mata karena mereka berserah kepada Tuhan dan percaya terhadap kuasa Tuhan yang sanggup menolong dan memberi jalan keluar kepada mereka.

Tuhan membela orang-orang yang hidupnya benar di hadapan-Nya. Ia tidak akan mengalami kekurangan, walaupun hidup dalam zaman yang sukar dan penuh dengan penderitaan. Ia akan dapat bertahan, sebagaimana yang Yesus katakan, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5: 6). Oleh karena itu, tetaplah percaya kepada-Nya dan jangan bimbang! Hiduplah dalam kebenaran. (phm)

DOA: “Tuhan, meskipun keadaan sekelilingku mengerikan dan menakutkan, aku akan tetap percaya kepada-Mu karena daripada-Mu datang pertolonganku. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read