HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanKetika Harus “Menyerah”

Ketika Harus “Menyerah”

Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3

Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. (Ibrani 10:35)

Tahun 2020 mungkin telah menjadi tahun terkelam bagi banyak bangsa. Tidak terkecuali dengan Italia. Siang itu saya menerima sebuah video yang di-sharing oleh seorang teman SD. Video itu adalah rekaman kejadian saat Perdana Menteri Italia mengizinkan rakyatnya untuk keluar dari rumah masing-masing dan berlutut di jalanan kota untuk memohon ampunan dari Tuhan serta meminta Tuhan Yesus berbelas kasihan kepada mereka. Banyak dari mereka menangis sambil menyanyikan doa permohonan mereka kepada Tuhan. Seruan bahwa umat Tuhan akan kembali kepada Tuhan juga terdengar begitu memilukan dan menyayat hati, mengingat sudah terlalu banyak korban jiwa berjatuhan akibat virus corona yang meneror seluruh bumi. Rasa percaya dan penyerahan diri pada Tuhan menjadi satu-satunya hal yang masih terus mereka pertahankan.

Seringkali kita terlalu panik saat tekanan hidup menindih berat, dan seolah kita tak sanggup lagi untuk bertahan. Kita mulai mencari-cari jalan keluar yang mungkin dapat mengeluarkan kita dari dalam sebuah “kotak hitam” yang mengurung kita. Teriakan doa kita seolah Tuhan abaikan. Lupakah kita bahwa di suatu waktu, Tuhan Yesus sendiri pernah menjalani himpitan hidup yang teramat berat, jauh lebih berat dari segala persoalan dan masalah hidup kita? Waktu itu, di penghujung helaan nafas-nafas terakhirnya sebagai manusia, Yesus juga berseru, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? (Markus 15:34). Bisakah kita melihat persamaannya dengan apa yang juga kita lakukan saat badai hidup menerjang? Ketika itu, Yesus harus menyerah pada siksaan dan hinaan yang merobek raga dan jiwa-Nya. Perih, pasti! Namun ada satu hal yang Yesus pertahankan: cinta-Nya pada manusia, kepada Anda dan saya. Cinta yang dipertaruhkan-Nya hingga hembusan nafas terakhir-Nya.

Terkadang kita harus melewati masa-masa sulit. Dunia menilainya sebagai kekalahan kita. Jadilah kuat! Hadapi kesesakan dengan tetap memegang iman percaya kita pada kuasa kasih Yesus Kristus, Juruselamat kita. Ingat, malaikat jatuh dibuang-Nya. Tapi kita jatuh, dicari dan ditebus-Nya! (em)

DOA : “Haleluya! Sungguh besar cinta kasih-Mu, ya Yesus, Juruselamatku. Kuatkanlah bahuku untuk memikul tekanan masalah yang harus kuhadapi. Aku yakin, Kau selalu bersamaku. Amin.”

Must Read