HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanBukan Seteru Tapi Sahabat

Bukan Seteru Tapi Sahabat

Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! (Roma 5:10)

Dalam keseharian tentu kita pernah melihat dua orang teman yang bersitegang hingga akhirnya bertengkar. Mulanya hubungan mereka baik bahkan bersahabat tetapi karena suatu masalah kemudian hubungan baik itu menjadi tegang dan malahan putus. Mereka berhenti bicara, komunikasi yang terjalin terasa tak menyenangkan dan ganjil. Lambat laun mereka menjadi seperti orang asing. Mereka menjadi terpisah satu sama lain. Pemisahan seperti ini hanya dapat dipulihkan melalui apa yang disebut sebagai pendamaian. Diperdamaikan berarti persahabatan atau keharmonisan dipulihkan kembali. Ketika dua orang yang bermusuhan menyelesaikan perbedaan mereka dan memulihkan hubungan mereka, pendamaian terwujud.

Dosa adalah kebencian Allah. Itu sebabnya ketika manusia berdosa hubungan antara manusia dengan Allah terputus. Keharmonisan yang pernah terjalin di Taman Eden sirna. Allah menjadi tak terhampiri oleh manusia. Tetapi kematian Kristus Yesus di kayu salib untuk menebus dosa manusia telah mendamaikan hubungan yang telah rusak tersebut. Kristus memulihkan hubungan antara Allah dengan manusia. Manusia kembali dapat berhubungan baik dengan Allah melalui Tuhan Yesus. Dengarlah ucapan Tuhan Yesus ini: “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes 15:15). Puji Tuhan, kita yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak lagi menjadi seteru atau musuh Allah tetapi telah menjadi sahabat Allah.

Sebagai seorang sahabat melalui Kristus Yesus, Allah begitu memperhatikan kita. Tidak akan pernah dibiarkan-Nya kita berjalan sendiri. Allah selalu ada bagi kita dalam setiap musim hidup kita, untuk turut merasakan, lalu menghibur, menolong, menopang dan menghapuskan air mata kita. Dia tuntun kita agar sampai di tempat di mana tangisan tiada, kesusahan lenyap, tempat dari senang kepada senang, yaitu sorga. Sudahkah kita menyadarinya? Mari, jangan abaikan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Undang Dia terlibat dalam apapun di hidup kita. (tw)

DOA: “Tuhan, terima kasih telah mau menjadi sahabat setiaku. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read