Kuk

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Mat 11:29)

Seorang wanita bercerita, “Ayah saya punya kedudukan yang tinggi di kantornya, tapi begitu sampai di rumah, ayah tidak pernah segan-segan untuk mengerjakan apa saja, termasuk untuk memasak di dapur. Ayah bahkan sering membuatkan teh atau kopi untuk ibu yang sedang asik menonton. Tapi suami saya berasal dari keluarga yang berbeda. Bapaknya seperti seorang raja di rumah. Sesibuk apapun sang ibu, kalau bapak berkata: “Kopi!” maka ibu dengan sigap langsung menjawab: ”Ya,” dan segera meninggalkan pekerjaannya untuk membuatkan secangkir kopi buat bapak.” Dari sinilah lahir masalah bagi pasangan ini. Ketika sang istri repot mengurusi bayi-bayi mereka dan suaminya berujar: “Kopi,” maka rasa kesal yang tak diundang itu pun tiba-tiba memenuhi isi kepala sang istri. Tentu saja mereka akhirnya bertengkar. Tetapi kemudian sang istri membaca Kolose 3:23 yang berbunyi, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah itu dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Sejak saat itu, setiap kali suaminya berkata, “Kopi!” ia segera membuatkannya sambil berkata pada dirinya sendiri, “Untuk Tuhan!” Kejengkelan lambat laun berganti jadi sukacita dalam hatinya.

Seperti kuk yang dipasangkan pada dua ekor binatang yang seimbang, agar keduanya dapat menarik beban dengan baik. begitulah juga kita mengikuti segala aturan dan perintah yang Tuhan ajarkan dalam Alkitab. Sementara roh kita diajar untuk terus taat, Roh Kudus mengubah sedikit demi sedikit batin kita, sehingga kita semakin rela menjalani proses hidup yang sulit, tidak menyenangkan, atau membuat kita menderita. Dan perlahan, Ia menggantinya dengan sukacita sejati di dalam hati kita.

Hari ini, mungkin kita sedang berjuang untuk mengubah kebiasaan buruk orang lain. Mari belajar pada Yesus Kristus dan relakanlah diri untuk menerima kuk yang dipasang-Nya dakam bentuk perintah-perintah di Alkitab bagi kita. Yakinlah, ketika kita bertekad untuk “taat” pada Tuhan, maka Ia akan menolong kita untuk bertahan dalam kasih, melewati setiap proses yang sulit, dan pada akhirnya Ia akan membuat kita keluar sebagai “pemenang” yang bersukacita di dalam-Nya. Haleluya! (em)

DOA : “Yesus, ajari aku untuk memikul salibku sambil terus memandang pada teladan kasih-Mu di Kalvari. Aku percaya, tiap proses hidupku akan menjadikanku makin indah di mata-Mu. Amin.”

Must Read