It Shall be Well

Berkatalah suaminya: “Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat.” Jawab perempuan itu: “Jangan kuatir.” (2 Raja-raja 4:23)

Setiap orang menginginkan hal yang baik di dalam hidup. Bahkan pada semua aspek kehidupan diharapkan berjalan yang baik. Mulai dari pekerjaan, study, pelayanan sampai rumah tangga. Tapi bagaiman bila yang terjadi tidak sesuai keinginan kita? Hal yang baik diharapkan terjadi justru yang tidak baik diperhadapkan. Semua kembali kepada cara pikir kita dalam menghadapi setiap masalah.

Seorang perempuan Sunem yang mendapatkan seorang anak dari Tuhan melalui nabi Elisa, awalnya ia sangat berbahagia menjalani harinya. Sampai suatu hari anaknya mengeluh sakit kepala dan mati. Ia berhadapan dengan hal tidak baik. Anak yang dia peroleh dari Tuhan harus pergi dengan cepat. Tetapi ia bereaksi positif hingga mengherankan suaminya. Ia menyuruh suaminya mempersiapkan segala sesuatu untuk ia berangkat menemui Elisa. Suaminya berkata bahwa ini bukan bulan baru, hari di mana dapat pergi kepada pesuruh-pesuruh Allah. Bahkan juga bukan hari sabat, waktu untuk mempersembahkan korban. Dalam Alkitab 2 Raja-raja 4:23 istrinya berkata: “Jangan kuatir,” tetapi dalam Alkitab terjemahan KJV ditulis: “It shal be well.” Keadaan buruk yang dialaminya waktu itu tidak membuatnya kecewa, tetapi malahan memberikan dorongan kuat kepada perempuan ini untuk berkata: “Semua akan baik-baik saja.”

Kita percaya apa yang dilakukan oleh perempuan ini adalah bagian dari iman. Imannya ini bukan sekedar percaya tetapi ia juga bertindak. Dalam 2 Raja-raja 4:28 kita membaca hal yang dipersoalkan perempuan ini kepada Elisa adalah jangan diberikan harapan kosong. Perempuan Sunem ini percaya saat Allah memberikan anak kepadanya, Allah pun sanggup menjamin keselamatan anaknya. Mujizatpun terjadi, anaknya kembali hidup. Saudaraku, hari ini belajarlah melewati setiap proses hidup dengan ketenangan dan iman yang teguh kepada Tuhan. Ketenangan akan menjadikan kita berpikir dengan jernih, dan iman akan memampukan kita mempraktekkan kuasa yang telah diberikan Allah bagi kita. Banyaknya persoalan hidup akan melatih kita untuk mempraktekkan iman dan membangun diri. So, say to it, “It shall be well for my life.” (ma)

DOA: “Terimakasih Tuhan atas persoalan yang Kau berikan kepadaku. Karena dengan persoalan ini aku mampu melihat mujizat dan imanku terus bertumbuh. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read