Petuah

Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. (Ul 8:5)

Salah seorang kerabat kami bekerja di USA sebagai nanny di sebuah keluarga kecil dengan dua anak balita yang lucu-lucu. Meskipun tampak menggemaskan, mereka acap kali melakukan hal-hal tak terduga yang membuat orangtuanya marah. Saat kedua bocah itu harus menjalani hukuman dari ayah atau ibunya, mereka sering berteiak-teriak, “Nanny, help me!” Namun kerabat kami tidak pernah mau ikut campur bila kedua orangtua mereka sedang mendidik anak-anaknya. Ia menganggap itu adalah masa-masa emas bagi orangtua untuk mengajarkan hal-hal yang baik bagi anak-anaknya.

Alkitab menuliskan bahwa Tuhan Allah juga mengajari umat-Nya seperti seseorang mengajari anaknya. Ketika orang Israel hampir masuk ke tanah perjanjian, Allah berpetuah melalui Musa, “Hati-hatilah, supaya engkau jangan melupakan TUHAN, Allahmu dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya … supaya apabila engkau sudah makan dan kenyang … dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu … janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. … sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan … dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu …. Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, … kamu pasti binasa.” (Ulangan 8:11-19).

Saat kita masih menjadi kanak-kanak di rumah orangtua, kita mungkin juga pernah merasa bapak dan ibu kita kurang mengasihi kita, karena mereka mengikat kita dengan begitu banyak larangan dan aturan. Namun ketika akhirnya kita menjadi orangtua, dengan sendirinya kita merasa perlu memberi banyak petuah yang baik untuk menjadi “bekal” bagi anak-anak kita. Nasihat-nasihat yang sebenarnya kita terima juga sebelumnya dari orangtua kita saat kita kecil dulu. Demikianlah juga dengan Allah. Ia ingin sekali terus membekali kita dengan petuah-petuah baik-Nya, yang semuanya sudah tertulis dalam Alkitab. Sebagai anak yang baik, kita tidak akan jemu membaca petuah Allah dalam Alkitab, setiap harinya. Walau terkadang kita tidak memahami maksud-Nya, yakinlah bahwa Allah selalu bermaksud baik.

DOA: “Allah Bapa yang baik, tolonglah aku, anak-Mu ini, untuk selalu setia membaca dan merenungkan firman-Mu dalam Alkitab setiap harinya. Petuah-petuah-Mu pasti baik untukku. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read