HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanTuhan Itu Warisan dan Pialaku

Tuhan Itu Warisan dan Pialaku

Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku. (Maz 22:2-3)

Ada dua hal yang diungkapkan dalam ayat pokok: Pertama, Tuhan adalah warisanku. Jika Tuhan sebagai warisan kita, maka kita harus menjadikan Tuhan sebagai yang terutama. Kita tidak boleh lagi mengutamakan harta duniawi, melainkan mengutamakan kehendak Allah. Perhatikan, warisanku sama dengan ‘bagianku’ (Ratapan 3:24) dan ‘milik pusaka Israel’ (Yosua 13:33). Dari dua belas suku Israel, hanya suku Lewi yang tidak mendapatkan tanah, tetapi Tuhan menjadi milik pusaka mereka. Suku ini dipilih dan dikhususkan untuk melayani Tuhan. Menurut 1 Petrus 2:9 kita ini seperti orang Lewi. Kita tidak memiliki ‘tanah’ dalam dunia ini, tetapi kita memiliki Tuhan sebagai warisan, bagian kita. Oleh sebab itu, kita layak berharap kepada Tuhan.

Kedua, Tuhan adalah pialaku. “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.” (Mazmur 23:5). Piala adalah cawan yang biasa dipakai raja-raja jaman dulu untuk minum. Isi pialanya menurut Daud penuh melimpah dengan berkat Tuhan sehingga membuat Daud berkeinginan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Sedangkan isi piala untuk orang fasik atau orang yang tidak mau beribadah kepada Tuhan adalah arang api dan belerang, angin yang menghanguskan (Mazmur 11:6) berbicara tentang hukuman mereka. Sebanding dengan isi cawan emas perempuan yang adalah gereja palsu dalam Wahyu 17:4 yang penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya, kelak juga akan menerima hukuman.

Berbeda dengan piala Yusuf yang diletakkan dalam karung Benyamin. Piala itu justru menyingkap siapa sebenarnya penguasa tanah Mesir itu. “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kejadian 45:4-5).

Jika kita menjadikan Allah sebagai warisan dan piala kita, maka akan banyak rahasia indah tentang Tuhan akan diungkapkan bagi kita. Haleluyah! (dr)

DOA: “Tuhan Yesus, Engkaulah warisan dan pialaku. Engkaulah sumber pengharapan dan berkat atas hidupku. Dahagaku senantiasa Engkau puaskan dengan firman-Mu. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read