Jangan Seperti Kain

Firman-Nya: “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. (Kej 4:10)

Kain adalah anak pertama Adam dan Hawa. Ia memiliki seorang adik bernama Habel. Suatu hari Kain dan Habel mempersembahkan korban bagi Tuhan. Allah mengindahkan korban Habel, tetapi tidak mengindahkan korban Kain. Hal ini membuat hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Melihat Kain, Allah datang memperingatkan: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Apakah Kain mendengarkan peringatan Tuhan? Setelah mendengarkan peringatan Tuhan, Kain malah memukul Habel adiknya hingga mati. Kain membunuh Habel adiknya. 

Kain sebenarnya kepahitan kepada Tuhan, karena Tuhan tidak mengindahkan korbannya. Tetapi Habel justru yang menjadi tempat pelampiasan kepahitan Kain. Apa salah Habel kepada Kain? Ia tidak pernah melakukan sesuatu yang melukai perasaan Kain. Tentang kepahitan Alkitab berkata: “Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12:15). Terjemahan ILT3 mengatakan: “Jangan ada satu pun akar kepahitan yang tumbuh menyulitkanmu dan banyak orang dicemari olehnya.” Hati yang marah, kecewa dan dendam itu bagaikan akar yang pahit. Harusnya dicabut dan dibuang, sebab jika tidak, akar yang pahit itu akan tumbuh menyulitkan diri sendiri dan berdampak kepada orang lain.  
Jangan pernah menjadi kecewa, marah, apalagi dendam kepada orang lain, terlebih kepada Tuhan. Kalaupun kita terlanjur kecewa dan marah, cepat-cepatlah minta pertolongan Roh Kudus agar damai sejahtera-Nya menghiburkan kita. Jika hati kita kecewa, marah dan dendam, maka dosa sudah mengintip di depan pintu dan dosa sangat menggoda kita untuk melakukan hal yang dibenci Tuhan. Biarlah kisah Kain menjadi pelajaran bagi kita. Kita tidak mau menjadi seperti Kain. Untuk itu kita harus dapat menguasai hati kita. Roh Kudus dapat kita andalkan untuk bekerja memulihkan hati kita yang terluka. Puji Tuhan! (tw)

DOA: “Roh kudus, tolonglah aku sehingga dapat menguasai hati dan pikiranku. Aku tidak mau jatuh dalam kepahitan akibat rasa kecewa dan marah yang dapat saja timbul di dalam hatiku ini. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read