Nomophobia

Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, … (Ams 12:25)

Bagaimana reaksi anda ketika mengalami tertinggal hp ketika berangkat bekerja atau beraktivitas? Jika reaksi Anda cemas, kuatir merasa tidak tenang, dan menganggap tidak bisa hidup tanpa gawai, jangan-jangan anda terserang nomophobia. Nomophobia atau no mobile phone phobia merupakan sebuah rasa khawatir secara berlebihan ketika menjalani hidup tanpa gawai. Kekhawatiran itu bahkan sampai mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis fobia ini mulai meluas. Sebuah riset di tahun 2019 menunjukkan, 53 persen orang Inggris yang memiliki ponsel di tahun 2008 merasa cemas ketika tidak sedang memegang ponsel atau baterai habis. Kendati tidak termasuk dalam daftar gangguan mental, tapi nomophobia dapat mengganggu kesehatan mental seseorang.

Alkitab memberitahukan kita, kekuatiran dalam hati dapat membungkukkan orang. Membungkukkan dalam terjemahan lain ditulis sebagai mematahkan semangat atau menindih hidup kita. Jadi apapun yang menyebabkan kita kuatir akan berdampak buruk bagi mental kita, termasuk nomophobia. Lihatlah kaum milenial kita yang hidupnya sangat bergantung kepada gawai. Semua mereka kerjakan dengan gawai mereka. Mereka berkomunikasi dengan gawai, mereka bertransaksi dengan gawai, mereka bersosialisasi memakai gawai, pun ketika bekerja mereka menggunakan gawai. Sebenarnya bukan hal yang salah juga, tetapi ketika para milineal kehabisan batere, kehabisan pulsa dan paket data, atau kehilangan gawai, coba perhatikan kepanikan mereka.

Gawai dapat memudahkan kita, tetapi hanya bergantung kepada gawai dapat membuat kita susah. Sebelum kita terserang nomophobia, kita harus memiliki solusinya. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah kita perlu memiliki alternatif lain selain gawai dalam bekerja, bertransaksi, apalagi bersosialisasi. Bersosialisasi menggunakan medsos itu memang mengasikkan. Tetapi komunikasi melalui medsos rentan terjadi kesalahpahaman. Emoji dan emoticon sekalipun, seringkali gagal dipahami orang lain. Bagaimanapun juga bahasa tubuh berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh, jauh lebih efektif dalam memberi pesan kepada orang lain. Mari kita hidup bijaksana. (tw)

DOA: “Tuhan Yesus, berilah aku hikmat agar bijaksana dalam menggunakan gawai dalam hidup sehari-hari. Aku tidak mau menggantungkan banyak hal hanya kepada gawaiku. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read