Salib

“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1 Kor 1:18)

Salib dikenal sebagai cara eksekusi yang paling menyakitkan serta kejam, mulai dari abad keenam sebelum masehi hingga abad IV sesudah masehi. Eksekusi cara ini membiarkan korbannya tergantung pada tiang kayu berbentuk salib sampai ia menjumpai ajalnya. Hukuman mati seperti ini adalah vonis yang paling ditakuti saat itu. Waktu Yesus dijatuhi hukuman salib, Alkitab mencatat bahwa baik Pilatus maupun Kayafas tidak menemukan alasan yang pantas untuk menjatuhi Yesus hukuman mati seperti salib. Namun karena kedegilan hati bangsa Israel ketika itu, maka alasan menjadi tidak diperlukan lagi. Kebencian membutakan mata hati.

Hari ini kita mengenal “salib” sebagai perlambang iman kepercayaan kita pada Kristus Yesus yang telah mati dengan cara tergantung di kayu salib yang kasar dan berat. Sebagian dari kita mengekspresikan imannya dengan menggunakan kalung salib dan berbagai aksesoris lainnya. Kita menggantung salib-salib hiasan pada dinding-dinding rumah, kantor dan ruang-ruang ibadah kita. Kemudian kita merasa selalu diingatkan akan karya penebusan Yesus Kristus di atas kalvari setiap kali memandang pada salib-salib di sekitar kita.

Seorang wanita yang sejak lahir tidak percaya pada Injil Yesus Kristus, karena agama keturunan yang dianut oleh seluruh keluarganya, mengaku mulai menyukai salib setelah belajar mengenal siapa itu Yesus, melalui buku-buku bacaan yang ditemukannya. Semakin mengenal pribadi Yesus, ia semakin menyukai sosok Yesus, dan mulai membeli sebuah leontin berbentuk salib. Beberapa temannya terheran-heran ketika melihatnya mengenakan kalung salib, meski dia bukan wanita Kristen. Imannya semakin bertumbuh, hingga satu saat, Ia bertemu dengan Yesus Kristus secara pribadi dan akhirnya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya.

Berita tentang salib memang kebodohan bagi beberapa orang. Namun, bagi orang-orang yang percaya, salib Yesus Kristus adalah kekuatan Allah. Tugas kitalah untuk menyampaikan kabar keselamatan dalam salib Kristus (Matius 28:19), dan Roh Kudus akan melanjutkannya. Sudahkah kita memberitakan salib itu? (em)

DOA: “Roh Kudus, berilah aku keberanian untuk terus mewartakan salib Kristus pada sekelilingku. Selama masih ada kesempatan hidup di dunia ini, aku mau memberitakan salib-Mu. Amin.”

Previous article
Next article

Must Read