Sibuk Tapi Sia-sia

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara.” Lukas 10:41

Dalam perang dunia II, Jenderal Dwight Eisenhower berkata: “Tidak ada kemenangan yang murah.” Keberhasilan memerlukan usaha. Hal itu juga berlaku dalam dunia mental, moral, dan rohani, sama seperti dalam peperangan.  Ada usaha yang dilakukan, tetapi seperti melakukan sesuatu yang sia-sia. Banyak perkara yang dilakukan, tetapi tidak banyak membawa hasil positif.

 

Pada bulan februari 1657 sebuah upacara kecil untuk menolak bala dilakukan di sebuah kuil di Tokyo. Dalam upacara tersebut seorang pendeta bermaksud membakar kimono yang dianggap sebagai pembawa sial. Kimono tersebut telah dimiliki oleh tiga orang gadis yang semuanya meninggal sebelum sempat mengenakannya. Upacara ini tidak akan dicatat dalam sejarah, apabila tidak ada buntutnya. Saat kimono tersebut dibakar angin bertiup kencang. Api kemudian melahap kuil tempat upacara dilangsungkan. Tidak hanya itu, api kemudian meraksasa sampai melahap hampir tiga perempat kota. Tahukah Anda, seberapa banyak korban dari api yang tidak terkendali itu? Tercatat 300 kuil ikut terbakar, 500 bangunan besar, 9000 toko dan 61 jembatan, serta tak kurang 100.000 orang menjadi korban. Ini semua diakibatkan karena menyusahkan diri dengani sebuah kimono.

Marta telah mengawali sesuatu yang baik. Tetapi dia tidak tekun. Marta mulai dihinggapi iri hati dan ditutup dengan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Tuhan Yesus menginginkan kita mau duduk dengan tekun di bawah kaki-Nya. Meskipun Dia juga tidak menolak, apabila kita melakukan banyak hal untuk-Nya. Tetapi tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang sia-sia. Oleh sebab itu perlu kita mengerti kehendak Allah dalam hidup kita (Efesus 5:17). (do)

Doa: Tuhan Yesus, ajar aku agar dapat melakukan segala sesuatu dengan tepat, persis seperti yang Engkau kehendaki. Amin.

Must Read