HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanBagaimana Mengadakan Pesta

Bagaimana Mengadakan Pesta

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (Lukas 14: 13)

Ketika kita membaca perikop ayat Alkitab tersebut, barangkali hati saudara akan terusik sama seperti hati saya. Saya percaya orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus pada waktu itu juga memiliki pendapat yang sama. Mereka akan terhenyak mendengar sebuah pengajaran baru yang di luar kebiasaan orang pada umumnya.

Kita telah terbiasa untuk mengadakan pesta atau perjamuan dengan mengundang orang-orang yang kita anggap “pantas” untuk diundang, sesuai dengan pikiran dan pendapat kita adalah yang orang yang terbaik untuk diundang. Kita cenderung untuk mengundang mereka yang memiliki hubungan keluarga, sahabat dan teman dekat, orang terhormat, mereka yang memiliki status sosial tertentu dsb.

Pengajaran Yesus seringkali dianggap kontroversial, sehingga banyak orang yang menolak untuk menerima pengajaran itu, bahkan banyak orang Yahudi yang membenci dan berusaha untuk membunuh Dia karena pengajaranNya. Mereka sulit menerima ajaran yang baru ini.

Tetapi bagaimanakah dengan sikap Saudara dan saya terhadap hal itu? Setelah sekian lamanya kita mengikut Tuhan, pernahkah kita melakukan apa yang Yesus ajarkan tentang bagaimana mengadakan pesta ini? Siapakah yang telah kita undang hadir dalam perjamuan pesta yang kita lakukan? Hanya Saudara sendiri yang mengetahui dan dapat menjawabnya.

Kalau kita membaca ayat berikutnya, maka kita akan menemukan alasan mengapa kita harus melakukan seperti yang Yesus ajarkan, yaitu supaya kita berbahagia dan mendapat balas atau upahnya pada hari Kebangkitan orang-orang benar. Rupanya inilah salah satu rahasia untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup ini.

Pengajaran Yesus ini seringkali hanya ditafsirkan artinya secara rohani saja, yaitu untuk membawa orang-orang berdosa yang bagaikan orang yang buta, cacat dan miskin kepada Allah. Bukankah kita juga seharusnya menempatkan diri sama seperti mereka ketika berdiri di hadapan Allah. Tetapi marilah kita lakukan ajaran Yesus ini dalam hidup kita sehari-hari. Saya percaya ketika kita melakukannya, maka kita akan mengalami kebahagiaan yang sejati. (phm)

Doa: Terima kasih Tuhan untuk pengajaranMu. Saya mau melakukannya agar mengalami kebahagiaan yang sejati. Amin.

Must Read