HomeInfo RohaniRenungan Suluh ImanSikap Benar dalam Menghadap Tuhan

Sikap Benar dalam Menghadap Tuhan

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (Markus 1:40)

Ada seorang yang mengalami penyakit kusta di seluruh tubuhnya. Orang tersebut sangat menderita, sebab di zaman itu penyakit kusta tidak bisa disembuhkan. Mereka menderita secara fisik, mental, sosial, dan agama. Karena itu, ketika ia mendengar Yesus melakukan banyak mujizat, dia datang menghampiri Yesus, berlutut dan memohon agar menyembuhkannya. Setiap manusia punya persoalan masing-masing. Melalui kisah ini, kita dapat belajar sikap yang benar ketika menghadap Tuhan sehingga doa kita mendapat jawaban seperti halnya orang kusta ini.

Markus 1:40-42 mencatat orang kusta ini datang kepada Yesus sambil berlutut. Matius 8:2 mengatakan ia sujud menyembah, sementara Lukas 5:12 menulis ia tersungkur. Sikap tubuh ini merupakan kebiasaan orang Yahudi ketika mereka menghadap Tuhan sebagai bentuk penghormatan. Sikap ini menunjukkan ia merendahkan diri di hadapan Tuhan. Sikap ini berkenan kepada Tuhan (2 Tawarikh 7:14). Allah mau saat kita berdoa kepada-Nya, kita datang dengan penuh kerinduan dan kerendahan diri, serta menyadari sebagai manusia kita tidak mampu dengan kekuatan diri sendiri.

Selain itu, Markus 1:40 menjelaskan orang kusta tersebut datang dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan sepenuh hati. Yesaya 38:1-3 mencatat saat Hizkia sakit dan hampir mati, dia menangis dengan sangat dan segenap hati. Doa Hizkia pun dijawab. Allah menyembuhkan dan menambahkan umurnya 15 tahun lagi. Kita harus melatih diri untuk memiliki sikap yang sungguh-sungguh setiap kali kita berdoa. Orang kusta tersebut juga datang menghampiri Yesus dengan memiliki keyakinan bahwa Tuhan sanggup menolong sebelum kemudian ia disembuhkan. Tuhan mau kita memiliki keyakinan iman saat datang berdoa kepada-Nya karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

Tuhan rindu menjawab doa, memberkati, dan memulihkan kita, sebab Ia sangat mengasihi kita. Karena itu, marilah kita melatih diri untuk memiliki kerendahan hati, kesungguhan, dan keyakinan iman ketika datang berdoa kepada-Nya agar Tuhan menjawab setiap permohonan kita. (di)

DOA : “Tuhan Yesus, kekuatan dan hikmatku terbatas, tetapi Engkau adalah Allah yang penuh kuasa. Tilik dan tolonglah aku ini yang hanya berharap dan bersandar pada-Mu. Amin.”

Must Read