Duty Exercise

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai … (Ibr 12:11)

Sebagian dari kita mungkin cukup mengenal jenis burung rajawali. Kabarnya, rajawali dapat mencapai umur hingga 70 tahun. Dari Alkitab, kita bisa melihat bahwa perjalanan hidup burung yang satu ini tidaklah mudah. Musa menggambarkan kehidupan rajawali dalam kitab Ulangan 32:11. Seekor induk rajawali akan dengan sengaja menggoyang sarang anak-anaknya sambil melayang-layang di atasnya. Ia mengembangkan sayapnya, siap untuk menampung anak-anaknya dan mendukung mereka di atas kepaknya. Sebagaimana kesaksian Yohanes: bahwa semua orang yang menerima kasih Allah dalam Yesus Kristus, diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12), maka seperti induk rajawali melatih dan mendidik anak-anaknya, demikian pulalah Allah membimbing serta melatih anak-anak-Nya. Kita semua, anak-anak Allah dilatih-Nya untuk cakap berperang, siap menghadapi segala godaan dan tipuan si jahat. Allah ingin kita tidak menjadi anak-anak gampang (Ibranis 12:5-8). Inilah “latihan wajib” dari Tuhan bagi kita, yaitu setiap orang percaya.

Suatu kali seorang hamba Tuhan bersaksi bahwa ia pernah dibawa malaikat Tuhan berkunjung ke sorga. Menariknya, ia sempat diperlihatkan sebuah rumah yang megah di sorga sana, yang ternyata adalah milik jemaatnya yang belum lama meninggal dunia. Jemaat itu bukan orang terpandang di gereja. Ia kerap sibuk bersih-bersih di dapur atau di mana saja di sekitaran gereja. Bukan tidak mungkin kalau ia sudah kenyang dengan cibiran jemaat lain selama puluhan tahun melayani Tuhan di gerejanya. Allah melatihnya untuk tetap rendah hati, tekun mendoakan yang menistanya dan tidak membalas yang jahat dengan yang jahat. Kerelaannya untuk ikut dalam pelatihan wajib dari Allah itu, membuatnya dinilai berhasil, dan berhak atas sebuah rumah megah di sorga.

Mari, kita belajar taat dan rela dalam segala pelatihan wajib dari Allah, yang Tuhan izinkan untuk kita jalani. Mungkin itu sulit, melelahkan, menyakitkan atau bahkan memalukan. Ikhlaslah menjalani hidup dengan terus bersandar pada kekuatan tangan-Nya. Ingatlah, Allah selalu siap menggendong, saat kita merasa tak mampu lagi (Yesaya 46:4). Haleluya! (em)

DOA : “Bapa yang pengasih, aku siap untuk Kaubimbing dan Kaulatih berperang dengan benar. Tekadku: menjadi anak-Mu yang kuat seperti diri-Mu, bukan menjadi anak gampangan. Amin.”

Must Read